Mengubah Hidup dengan Filosofi Tiga Hal ala Elon Musk

RUZKA-REPUBLIKA NETWORK -- Pernahkah Anda merasa sangat sibuk, tetapi di akhir hari, tidak ada satu pun hasil nyata yang bisa Anda tunjukkan?
Anda sudah menghadiri rapat, membalas email, dan mengerjakan banyak tugas, tetapi rasanya tidak ada kemajuan signifikan.
Fenomena inilah yang disebut "production hell" oleh Elon Musk, dan ia memiliki sebuah rahasia sederhana namun radikal untuk mengatasinya.
Dalam sebuah Podcast Elon Musk, mengungkapkan sebuah filosofi produktivitas yang disebut "Sistem Tiga Hal" (The Three Things System). Sistem ini bukan tentang bekerja lebih keras, melainkan tentang bekerja lebih cerdas dengan fokus pada hal-hal yang benar-benar penting.
Kisah di Balik Layar Tesla
Pada Maret 2018, Tesla mengalami masa-masa sulit dalam meningkatkan produksi Model 3. Elon Musk sendiri bekerja hingga 120 jam per minggu, bahkan tidur di lantai pabrik.
Ia sangat sibuk, tetapi kemajuan yang dicapai sangat lambat. Di tengah keputusasaannya, ia sadar bahwa sebagian besar waktunya dihabiskan untuk hal-hal yang tidak memberikan dampak besar.
Baca juga: Catatan Cak AT: Noel's Serakahnomics
Elon pun mengambil langkah drastis: membatalkan semua rapat, mematikan ponsel, dan mengunci diri di ruang konferensi selama tiga hari.
Di sana, ia hanya fokus pada satu pertanyaan: "Jika saya hanya bisa melakukan tiga hal minggu ini, apa yang akan paling mendekatkan kita ke tujuan?"
Tiga hal yang ia identifikasi adalah:
1. Memperbaiki hambatan pada jalur perakitan baterai.
2. Menyederhanakan proses produksi dengan menghilangkan langkah-langkah yang tidak perlu.
3. Memasang struktur tenda untuk menambah kapasitas produksi.
Baca juga: Catatan Cak AT: Otak Ditukar Perut
Dengan berfokus secara total pada tiga hal tersebut, kapasitas produksi Tesla meningkat 40% dalam waktu tiga hari, dan dalam dua bulan, mereka berhasil mencapai target yang telah ditetapkan.
Mengapa Fokus pada Tiga Hal?
Menurut video tersebut, kebanyakan orang keliru mengartikan produktivitas sebagai melakukan lebih banyak hal. Padahal, produktivitas sejati adalah menciptakan lebih banyak nilai dengan usaha yang lebih sedikit.
Kuncinya adalah memfokuskan energi pada "tiga hal" yang dapat memberikan hasil tidak proporsional dan secara kejam mengeliminasi hal-hal lain yang hanya menjadi "noise".
Baca juga: Kuda Hitam NEV Baru! LEPAS L8 Wujudkan Pengalaman Ber-DNA Teknologi Modern
Sistem ini membedakan aktivitas menjadi tiga level:
• Level 1 (Pemeliharaan): Tugas rutin yang menjaga operasional tetap berjalan, seperti membalas email.
• Level 2 (Optimasi): Peningkatan bertahap pada sistem yang sudah ada.
• Level 3 (Transformasi): Hal-hal yang secara radikal mengubah segalanya dan menciptakan nilai eksponensial.
Elon Musk sendiri dikisahkan menghabiskan 80% waktunya untuk Level 3, yang merupakan kunci dari semua inovasi dan terobosan.
Baca juga: Selembut Kasih Sastra
Cara Menerapkan Filosofi Ini
Filosofi ini bisa diterapkan oleh siapa saja, bukan hanya CEO. Caranya sederhana:
1. Identifikasi Tiga Hal Harian: Setiap pagi, tanyakan pada diri sendiri, "Apa tiga hal yang jika saya selesaikan hari ini akan membuat perbedaan terbesar?"
2. Lindungi Waktu Anda: Setelah mengidentifikasi, lindungi waktu Anda dari gangguan. Gunakan teknik seperti time blocking (mengalokasikan waktu khusus untuk setiap tugas), mematikan notifikasi, dan mengelola energi Anda.
3. Tolak Hal yang "Baik": Setiap kali Anda mengatakan "ya" pada sesuatu yang "baik", Anda mungkin secara tidak sadar mengatakan "tidak" pada sesuatu yang "hebat". Belajarlah untuk menolak hal-hal yang tidak mendukung tiga tujuan utama Anda.
4. Ukur Kemajuan: Jangan mengukur produktivitas dari seberapa sibuk Anda, tetapi dari kemajuan yang Anda buat pada tiga hal terpenting Anda.
Baca juga: Tes DNA Ridwan Kamil dan Lisa Mariana, Ini Hasilnya
Pada intinya, "Sistem Tiga Hal" adalah tentang intensionalitas—mengambil kendali penuh atas hidup Anda, bukan membiarkan hari-hari Anda berlalu begitu saja. Ini adalah cara untuk menjadi arsitek dari hasil Anda sendiri, bukan korban keadaan. (***)
Penulis: Bobby Sumantri/Pengusaha Muda Muslim Indonesia/Pemimpin Perusahaan Media Online Ruzka Indonesia