Home > Info Kampus

UI Kampanyekan Inhaler Herbal Gantikan Vape di Kalangan Anak Muda

Kampanye tersebut dikompetisikan pada ajang Asian Medical Students Conference (AMSC) 2025 di Bangkok, Thailand, pada 2026 Juli 2025.
Tim FKUI mengampanyekan penggunaan inhaler herbal asal Thailand, Ya-Dom, sebagai pengganti rokok elektronik atau vape di kalangan anak muda. (Foto: Dok Humas UI) 
Tim FKUI mengampanyekan penggunaan inhaler herbal asal Thailand, Ya-Dom, sebagai pengganti rokok elektronik atau vape di kalangan anak muda. (Foto: Dok Humas UI)

RUZKA-REPUBLIKA NETWORK -- Tim mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) mengampanyekan penggunaan inhaler herbal asal Thailand, Ya-Dom, sebagai pengganti rokok elektronik atau vape di kalangan anak muda.

Kampanye kesehatan kreatif berbasis riset tersebut membuktikan bahwa penggunaan Ya-Dom, sebagai substitusi penggunaan rokok elektrik di kalangan muda, dapat memberikan efek relaksasi dan pereda stres yang mirip dengan vape, tanpa kandungan nikotin atau zat adiktif berbahaya.

Tim periset dari FKUI itu ialah Giovanni Dhimas Raditya Putra (FKUI 2022), Chesya Ejoli (FKUI 2024) dan Sherryl Raeffy Rayendra (FKUI 2024). Mereka menciptakan kampanye kesehatan kreatif bertajuk “Love Your Breath, For You and Me” untuk menanggulangi maraknya penggunaan vape atau rokok elektronik (e-cigarettes) di kalangan anak muda.

Baca juga: Berbasis Komunitas, Shelter Puanmakari Makassar Beri Perlindungan Perempuan dan Pendampingan Anak Korban Kekerasan

Kampanye tersebut dikompetisikan pada ajang Asian Medical Students’ Conference (AMSC) 2025 di Bangkok, Thailand, pada 20–26 Juli 2025.

UI meraih juara 2nd Runner-Up dalam kategori Public Health Challenge dalam kompetisi tersebut. Kampanye kesehatan ini dirancang setelah riset awal tentang urban health.

"Kemudian, kami berdiskusi tentang potensi substitusi vape yang sudah familiar di masyarakat. Ya-Dom kami nilai memiliki potensi besar karena legal, murah, dan memiliki risiko ketergantungan yang jauh lebih rendah daripada rokok atau vape,” jelas Chesya Ejoli dalam keterangan yang diterima, Selasa (05/08/2025).

Lebih lanjut, Chesya menjelaskan bahwa untuk mendukung efektivitas penggunaan inhaler herbal tersebut, inovasi FKUI itu dilengkapi dengan kampanye edukasi melalui media sosial, kisah inspiratif dari mantan perokok, serta kolaborasi dengan sekolah dan para pemengaruh (influencer).

Baca juga: Tingkatkan Layanan, Bayar Pajak dan Restribusi di Depok Bisa Pakai QRIS

Pendekatan itu dirancang untuk membentuk kesadaran dan kebiasaan baru yang lebih sehat di kalangan anak muda.

“Kampanye kami bertujuan untuk mengubah kebiasaan kalangan muda yang ingin mencoba vaping dengan alternatif yang lebih aman, seperti Ya-Dom, sekaligus sebagai pendukung terapi bagi mereka yang sudah terlanjur kecanduan rokok elektrik,” jelasnya.

Tim mahasiswa FKUI, sebagai salah satu tim yang mewakili Indonesia, harus bersaing dengan 23 finalis lain dari berbagai negara Asia dalam kategori Public Health Challenge di ajang tersebut.

Tantangan itu menekankan kreativitas dan pendekatan preventif dalam mengatasi isu kesehatan di masyarakat.

Baca juga: Catatan Cak AT: Mandirinya Energi Fosil?(1), Tanggapan atas tulisan Denny JA, "Make Pertamina Great Again"

“Kami senang bisa mengikuti kompetisi internasional ini, terlebih lagi bisa meraih juara. Kompetisi ini menjadi momentum penting untuk menumbuhkan semangat kolaborasi dan inovasi bersama rekan-rekan dari AMSA Internasional. Kami berharap lomba yang serupa dapat menjadi pemicu bagi banyak mahasiswa kedokteran untuk selalu berinovasi, tidak hanya secara klinis, namun juga secara preventif untuk masyarakat,” ujar Chesya.

Sementara itu, Dekan FKUI Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB menyampaikan apresiasi atas capaian tim FKUI yang membanggakan tersebut.

Menurut Prof. Ari Fahrial, keberhasilan mahasiswa FKUI dalam kompetisi internasional tidak hanya menjadi bukti kapasitas akademis yang unggul, tetapi juga menunjukkan kepedulian terhadap isu kesehatan masyarakat yang nyata.

Baca juga: Kongres Persatuan PWI 2025 Siap Digelar, Syarat Ketum dan DPT Ditetapkan, Ini Mekanismenya

“Kami sangat bangga atas prestasi yang diraih mahasiswa FKUI dalam ajang AMSC 2025. Inovasi yang mereka ciptakan mencerminkan semangat keilmuan dan kepedulian sosial yang kami tanamkan di lingkungan FKUI. Semoga keberhasilan ini menginspirasi mahasiswa lainnya untuk terus mengembangkan solusi-solusi kreatif bagi tantangan kesehatan masyarakat di tingkat nasional maupun global,” papar Prof. Ari Fahrial.

Berdasarkan laporan portal data dan statistik Statista pada tahun 2023, Indonesia menduduki peringkat pertama sebagai negara dengan persentase pengguna rokok elektronik tertinggi di dunia, yaitu sebesar 25 persen.

Studi lain yang dipublikasikan di Jurnal Respirology juga menyebutkan bahwa diperkirakan 15,7 juta orang, yang sebagian besarnya anak muda, menggunakan vape di Kawasan Asia Pasifik pada tahun 2018. Angka tersebut bisa mencapai 23,3 juta.

Kondisi tersebut menjadi latar belakang utama bagi tim mahasiswa FKUI dalam menyusun kampanye kesehatan kreatif yang solutif dan preventif, serta dapat diimplementasikan secara nyata di masyarakat, khususnya untuk generasi muda yang rentan terhadap paparan rokok elektronik. (***)

× Image