Sekolah Rakyat Resmi Dibuka, Harapan Besar Terbukanya Akses Pendidikan Berkualitas

RUZKA—REPUBLIKA NETWORK — Dimulainya Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) bagi siswa Sekolah Rakyat yang dilakukan serentak di 63 titik di seluruh Indonesia disambut baik oleh Anggota DPD RI Dapil DKI Jakarta Fahira Idris. Kehadiran Sekolah Rakyat menjadi harapan besar terbukanya akses pendidikan berkualitas untuk anak-anak dari keluarga yang rentan terhadap kemiskinan struktural dan keterbatasan pendidikan.
“Harapan saya, Sekolah Rakyat lebih dari sekadar membuka akses, tetapi juga menghadirkan harapan akan pendidikan yang transformatif. Untuk itu, sistem Sekolah Rakyat idealnya menyentuh tiga dimensi kunci yaitu akademik yang adaptif dan digital, penguatan karakter dan kepemimpinan, serta pendekatan berbasis minat dan bakat,” ujar Fahira Idris dalam keterangannya kepada RUZKA INDONESIA di Jakarta, Senin (14/07/2025).
Senator Jakarta ini mengungkapkan, dalam jangka panjang, Sekolah Rakyat diharapkan tidak hanya menjadi solusi sesaat atas keterbatasan akses pendidikan, tetapi tumbuh sebagai institusi transformatif yang mengakar kuat di masyarakat. Selain tempat mengajar dan belajar, Sekolah Rakyat harus berperan sebagai pusat keunggulan berbasis komunitas dan ekosistem pendidikan yang menumbuhkan pemimpin masa depan yang memahami konteks sosial-budaya tempat mereka berasal.
Fahira Idris yang juga pemerhati pendidikan ini berkeyakinan, Sekolah Rakyat bisa menjadi model replikasi pendidikan inklusif yang relevan secara nasional. Dengan pendekatan berbasis asrama, integrasi teknologi, personalisasi pembelajaran melalui pemetaan bakat, dan pendidikan karakter yang terstruktur, Sekolah Rakyat menawarkan praktik baik yang bisa diadopsi oleh sekolah reguler, terutama di daerah tertinggal.
“Jika berhasil dijalankan konsisten dan terbukti berdampak, maka Sekolah Rakyat akan menjadi cermin pembaruan sistemik, bahwa inovasi dalam pendidikan tidak selalu harus datang dari pusat kota atau sekolah elite, tapi juga dari sekolah rakyat di pinggiran,” ungkap Fahira Idris.
Harapan lain yang juga penting digantungkan dari kehadiran Sekolah Rakyat adalah mampu menjadi jembatan sosial yang mempersatukan, bukan mekanisme pengotakan sosial yang membatasi.
Menurut Fahira Idris, Sekolah Rakyat harus membuka ruang mobilitas vertikal yang ditandai dengan anak-anak dari latar belakang ekonomi manapun mendapat pijakan yang setara untuk maju. Ini artinya, Sekolah Rakyat diharapkan menjadi kanal penghubung yang memungkinkan integrasi sosial, kolaborasi lintas kelas, dan keadilan peluang.
Untuk itu, lanjut Fahira Idris, Sekolah Rakyat harus terus dikawal, dikritisi secara konstruktif, dan disemangati secara kolektif. Karena hanya dengan pendidikan yang memanusiakan, bangsa ini benar-benar bisa berdiri tegak dan bermartabat.
“Semoga dari semua Sekolah Rakyat yang tersebar di Indonesia, lahir generasi pembaru yang bukan hanya cerdas, tetapi juga adil dan peduli,” pungkas Fahira Idris.
Seperti diketahui, Pemerintah mulai melaksanakan program Sekolah Rakyat di tahun ajaran baru 2025-2026, pada Senin (14/07/2025). Sekolah Rakyat merupakan program pendidikan yang diinisiasi Presiden Prabowo Subianto.
Program ini ditujukan bagi anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem berdasarkan Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN). Sekolah Rakyat merupakan sekolah dengan model asrama atau boarding school yang menyediakan pendidikan 100 persen gratis. (***)