Dinsos Depok dan AIESEC in UI Gelar Workshop Daur Ulang Sampah Inklusif

RUZKA-REPUBLIKA NETWORK -- AIESEC in Universitas Indonesia (UI) berkolaborasi dengan Dinas Sosial (Dinsos) Kota Depok menggelar workshop pelatihan daur ulang sampah dalam rangkaian program Incoming Global Volunteer (IGV).
Adapun giat workshop pelatihan daur ulang sampah berlangsung di Aula Perpustakaan Umum Kota Depok, Rabu (10/07/2025).
Workshop ini diikuti puluhan peserta yang terdiri dari kelompok disabilitas, mahasiswa lokal, serta relawan internasional yang tergabung dalam AIESEC in UI.
Baca juga: PKK Depok Jalankan Program Gerakan Literasi Sekolah, 2 Sekolah Jadi Percontohan
Organizing Committee President AIESEC in UI, Luna Arunda Kiranay, menjelaskan kegiatan ini bertujuan untuk mendorong inklusivitas dalam gerakan keberlanjutan lingkungan.
Semua individu, tanpa memandang latar belakang atau kemampuan, memiliki peran penting dalam menjaga kelestarian bumi.
“Ini merupakan implementasi dari Sustainable Development Goals (SDGs) poin ke-15, yaitu kehidupan di daratan. Kami ingin semua orang merasa bahwa mereka memiliki peran berarti dalam menjaga keanekaragaman hayati,” jelas Luna.
Selain edukasi lingkungan, workshop ini juga dirancang untuk membangun rasa percaya diri dan semangat kolaborasi peserta. Melalui sesi diskusi dan kerja kelompok, peserta didorong untuk saling berbagi pengalaman dan bekerja sama mewujudkan tujuan bersama.
“Harapannya, tentu mereka bisa berkontribusi secara aktif dalam menjaga kelestarian bumi,” harap Luna.
Dalam praktiknya, seluruh peserta membawa sampah organik dari rumah masing-masing yang kemudian diolah menjadi pupuk cair Ekoenzim, bersama tim dari Sekolah Sampah Indonesia.
Perwakilan Humas SEMAI, Melza, menyampaikan apresiasinya terhadap kegiatan ini karena sejalan dengan misi keberlanjutan komunitasnya.
“Situasi sampah di Depok masih sangat krusial dan perlu penanganan serius. Melalui kegiatan seperti ini, kami terus mengajak masyarakat untuk terlibat aktif,” terang Melza.
Melza pun berharap ilmu yang diperoleh peserta dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
“Semoga masyarakat dapat lebih bertanggung jawab terhadap sampah yang mereka hasilkan,” harapnya. (***)