Anggota DPRD Depok Ade Firmansyah Prihatin Insiden Tawuran Pelajar SD, Desak Pemkot Ambil Langkah Kongkret

RUZKA-REPUBLIKA NETWORK -- Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Depok, Ade Firmansyah mengutarakan keprihatinannya atas insiden tawuran antar pelajar Sekolah Dasar (SD) di kawasan Cilangkap, Kota Depok pada Sabtu (10/05/2025).
Ade mengaku tersentak, nuraninya bergejolak dan mengaku kaget akan insiden tersebut. Kejadian itu merupakan "warning" dan peringatan serius bahwa di Depok masih ada problem pengasuhan dan pembinaan karakter anak yang harus segera ditangani.
"Pemerintah Kota Depok harus serius menangani pembinaan dengan pendekatan yang lebih sistemik dan kolaboratif," terang Ade dalam keterangan yang diterima, Rabu (14/05/2025).
Baca juga: Cuma di Depok, Ada Tawuran Pelajar SD, Ini Kata Menteri PPPA
Ade meminta peristiwa tersebut tidak bisa dianggap sebagai kejadian insidential, melainkan sebagai indikator rapuhnya jejaring perlindungan anak di tingkat lokal.
"Ini sungguh benar-benar peringatan yang harus segera ditangani. Kita tidak bisa santai untuk urusan yang satu ini, sangat-sangat mendesak," ucapnya.
Anggota DPRD Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Dapil Cilodong-Tapos tersebut mengirimkan tiga pesan darurat dan mengajak semua pihak konsentrasi menangani masalah tersebut.
Baca juga: Ulah Gubernur Konten Dikritik Media Asing, Dinilai Lakukan Pembodohan Hingga Dituding Melanggar HAM
Berikut adalah tiga pesan Ade Firmansyah yang dikatakan harus segera ditindaklanjuti.
1. Kepada Pemkot Depok.
Segera menginisiasi pembentukan Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAD) dan memperluas keberadaan Ruang Bersama Indonesia (RBI) di setiap kelurahan sebagai ruang dialog, mediasi, dan pendampingan anak berbasis komunitas.
Mengalokasikan anggaran khusus untuk program preventif, seperti pelatihan pengelolaan emosi dan pendidikan karakter bagi anak-anak.
Melibatkan tokoh masyarakat, RT/RW, dan aparat kewilayahan untuk memperkuat pengawasan wilayah rawan konflik anak, terutama di luar jam sekolah.
2. Kepada Pihak Sekolah.
Mengintegrasikan pendidikan karakter dan pengelolaan konflik dalam keseharian sekolah, tidak hanya sebagai materi tambahan.
Mengaktifkan secara nyata Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK) serta menjalin kerja sama dengan psikolog anak dan konselor sebaya.
Meningkatkan pengawasan saat jam pulang sekolah dan berkoordinasi dengan orang tua secara lebih intensif.
3. Kepada Para Orang Tua dan Masyarakat.
Untuk lebih aktif dalam mengawasi aktivitas anak, baik secara fisik maupun digital. Tawuran yang viral di media sosial menunjukkan pentingnya literasi digital dalam pengasuhan anak.
Menghidupkan kembali semangat kampung yang mendidik, di mana tetangga bukan hanya saksi, tapi juga penjaga bagi anak-anak kita.
Bekerja sama dengan sekolah dan lingkungan dalam menciptakan atmosfer positif, aman, dan penuh teladan bagi generasi muda.
Baca juga: Ketua Komisi B DPRD Depok Hamzah: Semua Anak Depok Harus Sarjana
Ade Firmansyah juga mengapresiasi langkah cepat dari pihak kepolisian dan Dinas Pendidikan yang telah merespons kejadian ini. Namun kata Adef, Fraksi PKS menekankan bahwa pembinaan dan pemulihan psikososial bagi anak-anak yang terlibat harus menjadi prioritas, bukan sekadar tindakan represif.
Ia juga mengatakan Fraksi PKS siap mendukung setiap kebijakan dan alokasi anggaran yang berpihak pada perlindungan anak dan penguatan ketahanan keluarga di Kota Depok.
"Kami percaya, bila semua pihak bergerak bersama-dengan hati, dengan ilmu, dan dengan kepedulian yang nyata, maka anak-anak Depok akan tumbuh menjadi pribadi yang sehat, cerdas, dan berakhlak," pungkas Ade. (***)